Kejahatan AI (Artificial Intelligence) Dalam Dunia Bisnis

  • Post author:
  • Post category:Trend
  • Reading time:8 mins read

Kejahatan siber dan dunia maya semakin maju seiring dengan peningkatan penggunaan teknologi AI pada zaman ini. Orang-orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan AI untuk mencari keuntungan pribadi.

Pertanyaan yang muncul adalah, apa jenis kejahatan tersebut dan bagaimana cara menghadapinya? Artikel ini akan membantu menjelaskan kejahatan AI dalam bisnis dan memberikan wawasan agar kamu dan perusahaan dapat lebih waspada terhadapnya!

Pengertian AI (Artificial Intelligence)

Artificial intelligence atau AI adalah teknologi yang diciptakan untuk menyimulasikan kecerdasan manusia dan memiliki kemampuan untuk melakukan fungsi kognitif yang biasanya terkait dengan pikiran manusia.

Pada umumnya, tujuan dari AI adalah untuk mendukung aktivitas manusia agar menjadi lebih mudah, efisien, dan produktif. Fakta ini terlihat dari data yang diterbitkan oleh Forbes, di mana 60% pengusaha menyatakan bahwa AI akan meningkatkan hubungan dengan pelanggan dan produktivitas bisnis.

Saat ini, terdapat tiga jenis AI yang membantu manusia dalam pekerjaan mereka, yaitu AI manipulatif, AI neural, dan jaringan saraf (neural networks). Selain itu, terdapat juga sub-bidang AI seperti deep learning, machine learning, pemrosesan bahasa alami (natural language processing), dan visi komputer (computer vision).

Perhatikan Dengan Cermat 3 Jenis Kejahatan AI Ini Saat Menjalankan Bisnis

Melalui berbagai bidang dalam AI, penerapan AI semakin meluas dan mendalam. Namun, ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang melihat hal ini sebagai peluang untuk mengembangkan kejahatan siber dengan lebih efisien. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk lebih waspada terhadap tiga jenis kejahatan AI berikut ini saat menjalankan bisnis perusahaan:

Baca juga: Penerapan AI (Artificial Intelligence) di Dunia Bisnis

1. Deepfake

Istilah “deepfake” sendiri merupakan kombinasi dari “deep learning” dan “fake” yang artinya palsu. Salah satu ancaman utama dari deepfake adalah kemampuannya untuk menyebarkan informasi palsu yang terlihat berasal dari sumber yang terpercaya. Contohnya, deepfake memiliki kemampuan untuk memanipulasi video sehingga seseorang terlihat mengucapkan hal yang sebenarnya tidak pernah diucapkan.

Ada tiga pendekatan yang digunakan oleh pelaku kejahatan dalam menggunakan deepfake, yaitu sebagai sumber video, deepfake audio, dan lip-sync.

Pada pendekatan sumber video, deepfake dilakukan dengan mempelajari dan meniru ekspresi wajah dan bahasa tubuh seseorang. Sehingga tercipta video yang menampilkan orang asli namun dengan informasi yang berbeda dari yang sebenarnya.

Pada pendekatan deepfake audio, manipulasi dilakukan dengan mengkloning suara seseorang dan menggunakannya untuk menyampaikan informasi yang diinginkan oleh pelaku kejahatan.

Pada pendekatan lip-sync, gerakan mulut disinkronkan dan kata-kata dimanipulasi untuk menyebarkan informasi yang diinginkan oleh pelaku kejahatan.

Kejahatan deepfake semakin meningkat seiring dengan perkembangan AI, termasuk kemunculan AI image generator yang sedang viral saat ini. Berbagai bidang AI, seperti autoencoders, neural networks, dan natural language processing, juga berkontribusi dalam pembuatan konten deepfake.

Pada tahun 2021, 66% perusahaan melaporkan mengalami insiden keamanan yang melibatkan deepfakes selama 12 bulan terakhir.

2. Hacking

Hacking adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aksi penyusupan ke dalam sistem keamanan perusahaan, mengakses data yang ada di dalamnya, dan mengeksploitasi kelemahan yang ada.

Terdapat tujuh metode hacking yang umum dilakukan, mulai dari rekayasa identitas, meretas kata sandi, infeksi dengan malware, mengeksploitasi jaringan nirkabel, menggunakan akses backdoor, mengirimkan email berbahaya, hingga menggunakan kode palsu.

Adanya kecerdasan buatan (AI) mempermudah pelaku kejahatan untuk mengembangkan sistem hacking yang lebih merusak dan sulit dideteksi.

Dengan menggunakan berbagai teknologi AI, metode pencurian data menjadi lebih mudah bagi para pelaku kejahatan dalam menipu orang atau menembus sistem keamanan siber perusahaan.

Sebagai contoh, teknologi machine learning mampu belajar dan beradaptasi berdasarkan data yang diterima dan disimpan. AI akan secara otomatis mempelajarinya dan menyesuaikan diri untuk menciptakan program malware yang lebih kuat.

Baca juga: Penerapan AI (Artificial Intelligence) di Dunia Bisnis

3. Phishing

Phishing, sebuah bentuk serangan kejahatan siber di mana penjahat berusaha menyamar sebagai individu atau perusahaan untuk menipu korban, merupakan ancaman serius yang dihadapi oleh bisnis.

Biasanya, serangan phishing terjadi melalui saluran komunikasi antara pelanggan atau dalam kerangka manajemen hubungan komunikasi perusahaan, seperti Whatsapp Blast, chatbot e-commerce, dan email.

Trellix, sebuah perusahaan penyedia solusi keamanan siber menjelaskan bahwa adanya kemajuan dalam generative AI telah meningkatkan serangan phishing.

Hal ini membuka celah dalam infrastruktur IT perusahaan dan memungkinkan pencurian data yang disimpan.

DealPOS

DealPOS adalah Software/Aplikasi kasir online yang dirancang khusus untuk toko Retail yang berkategori FashionMinimarketElectronic,Fresh Food dan Toko Bangunan.

Dengan DealPOS, kamu dapat mengelola inventory toko online dan offline secara realtime dalam satu platform. Kamu juga bisa berjualan secara omnichannel (offline dan online), karena DealPOS terintegrasi dengan Marketplace (Shopee, Tokopedia, Tiktok Shop, Lazada) dan Webstore Instant (Woocommerce).

Leave a Reply