
Startup atau perusahaan rintisan adalah suatu istilah yang merujuk kepada semua perusahaan yang belum lama berdiri atau beroperasi. Akhir-akhir ini startup menjadi perbincangan banyak khalayak karena sedang diterjang badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Massal.
Table of Content
Sebut saja Zenius (platform Edtech) yang mengumumkan adanya PHK 25% terhadap karyawannya atau lebih dari 200 karyawan, JD.ID (Platform e-commerce) pun turut melakukan PHK terhadap karyawannya, tidak luput juga perusahaan plat merah yaitu Link Aja (platform E-Wallet) melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya.
Seperti yang kita tau bahwa Startup sering kali membakar uang nya dengan memberikan promo-promo yang menarik demi mendatangkan customer sebanyak-banyaknya, namun saat ini Startup sedang dihantam PHK Massal.
Inilah Alasan Startup PHK Massal
Ekonomi Makro Global
Salah satu faktor utamanya adalah makro ekonomi secara global yang penuh ketidakpastian selama pandemic Covid-19 dua tahun terakhir yang menyebabkan inflasi tinggi di negara eropa, terutama di Amerika yang terkena inflasi 8.5%, ini inflasi tertinggi setelah 40 tahun terakhir. Inflasi yang cepat ini diikuti juga dengan penurunan nilai yang cepat.
Suku Bunga Naik
Baru-baru ini The Fed menaikkan suku bunga sekitar 0.5% setelah Rapat FOMC The Fed, Lonjakan suku bunga ini menjadi yang terbesar dalam 22 tahun terakhir, demi memerangi tingkat inflasi yang tinggi di Amerika Serikat.
Hal ini Otomatis membuat para Venture Capital enggan berinvestasi di Startup karena suku bunga yang naik, akhirnya Venture Capital lebih memilih berinvestasi di obligasi atau deposito dan menahan peredaran dollar diluar demi menahan arus tingginya inflasi di Amerika.
Venture Capital adalah suatu badan usaha yang melakukan pembiayaan atau penyertaan modal ke startup dalam waktu tertentu. Venture Capital sering kali menjadi salah satu sumber pendanaan awal terhadap startup. Setelah bootstapping, pendanaan dari suatu Lembaga ini yang membantu sebuah startup beroperasi.
Maka dari itu tidak heran jika sebuah startup sering kali membakar uang untuk promosi demi mengenalkan brand nya dan mendapatkan customer sebanyak-banyaknya. Karena modal awal ini dari Venture Capital.
Bubble Burst
Banyak juga yang bilang ini adalah Fenomena Bubble Burst. Mengutip Investopedia, Bubble Burst adalah siklus ekonomi ditandai dengan eskalasi cepat nilai pasar, terutama pada harga asset.
Karena inflasi dan ditambah dengan penurunan nilai yang cepat maka terjadi konstraksi yang bisa disebut dengan ledakan gemlembung (bubble burst).
Bubble Burst ini biasanya akan dikaitkan dengan perbuahan perilaku seorang investor dan berdampak untuk para startup yang tidak mendapatkan pembiayaan dari investor ataupun venture capital.
Ciri-ciri startup yang terkena dampak Bubble Burst ini salah satunya pengurangan dari karyawan dan mengurangi promo yang sifatnya membakar uang. Pada akhirnya beberapa startup tidak bertahan dan gulung tikar disaat situasi seperti ini.
Kesimpulan
Dari Fenomena Startup PHK Massal ini kita belajar untuk tidak ikut dalam strategi bakar uang atau promosi besar-besaran. Tentunya ini akan berdampak pada pemasukan kita, jika kita tidak mengkampanyekan promo besar-besaran juga. Hal ini berkaitan juga untuk menolak secara halus pendanaan dari Investor.
Pendanaan dari investor ini lah yang terkadang membuat kita ketergantungan dan memilih jalan pintas untuk mengembangkan perusahaan lebih cepat dengan cara pembiayaan dari Venture Capital.
Baca juga: Growth Hacking: Strategi Mengembangkan Startup
Jangan lupa untuk memantau keadaan ekonomi global dan persiapkan dana darurat jika terjadi hal yang tidak diinginkan di dalam perusahaan.
DealPOS adalah perusahaan yang pivate dan profitable. Tidak menerima pendanaan dari Investor dan DealPOS ingin Membangun perusahaan yang sehat dan berkelanjutan dengan model berlangganan telah menjadi fokus utama DealPOS dari awal. Sejak tahun 2014 perusahaan kami telah membukukan keuntungan, saat ini pertumbuhan pendapatan berlangganan bulanan kami berkembang jauh lebih cepat dibandingkan pengeluaran operational perusahaan. Kami juga tidak memiliki investor di luar perusahaan sehingga kami dapat dengan mudah berkomitmen pada kepuasan pelanggan.